Kamis, 25 Februari 2021

Menangkap Cahaya

Dalam meniti jalan Tuhan dan mencari kesejatian diri, mungkin ilmu yang Kita miliki sangat jauh dari sempurna. 

Namun fahamilah, Allahlah yang akan menyempurnakannya, memperbaiki titik demi titik celah kita karena DIA Maha menutupi aib kita. 

Asalkan Kita memiliki cukup keyakinan untuk terus berjalan dan melangkah kepadaNYA. Maka penambahan demi penambahan ilmu dariNYA akan Kita peroleh. 

Fahamilah ora ono opo-opo itu adalah kahanan jati (keadaan sejati), karena Dzat Allah itu ada dalam ketiadaan (ora ono opo-opo)

oleh sebab itu ora ono opo-opo adalah DZATNYA itu sendiri. tetaplah BERLAKU BODOH dan 
ORA ONO OPO-OPO.

Ngilmu iku kelakone Kanti laku
Ilmu itu bisa dikuasai karena sebuah perjalanan.

ilmu itu, tak boleh lagi "katanya bin katanya", namun dijalani, diresapi dan dirasakan sendiri, barulah kesimpulan dari sekian lamanya waktu belajar itu bisa kita ambil.

Orang yang tak menjalani sendiri, diumpamakan orang buta yang menerka-nerka dari luar, apa yg ada didalam kotak yg terbungkus. 

Yang menjalani, mengerti dengan haqqul yakin apa yang dirasakannya dalam hatinya.

Semua yang kita dapatkan dari buku2 dan tulisan2, apalagi cuma sekedar katanya atau bahkan baru baca dari hasil Googling di Internet, semua itu adalah sesuatu yang bersifat menambah wawasan saja.

Bedakan antara mana yang disebut ILMU atau Nur dan mana yang disebut WAWASAN atau Nar.
"Cahaya itu hanya bisa ditangkap dengan cahaya, ilmu itu hanya bisa engkau tangkap dengan ketawadhu'an". 

Tawadhu' adalah membuka dadamu, membuka gerbang hatimu bagi penyerapan cahaya. Penyerapan ilmu itu adalah urusan "dari hati ke hati", bukan urusan "dari tulisan ke otak kita".
Share: