Selasa, 15 Desember 2020

Jangan ragu-ragu dalam melangkah

سبحان من لا ينام ولا يسهو
"Subhana man la yanamu wa la yashu"
Artinya:
Maha Suci Dzat(Allah) yang tidak tidur maupun tidak lupa"

Pada umumnya, setiap orang pernah merasa takut dan ragu-ragu. Hal ini wajar sebab perasaan tersebut merupakan bagian emosi dari seseorang.
Cobalah kita ingat, ketika dihadapkan oleh sesuatu yang membuat diri kita takut, seketika itu juga akan merasa ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Meskipun perasaan takut dan ragu-ragu itu normal terjadi, jika hal ini terus-terusan terjadi maka akan menghambat kemajuan diri.
Oleh sebab itu, kita harus berusaha untuk membebaskan diri dari belenggu perasaan takut dan ragu-ragu.
Kesuksesan bisa diraih bila kita mampu melepaskan rasa keraguan.
Untuk menghempaskan perasaan negatif tersebut.
Percayalah bahwa hidup akan lebih berwarna bila kita berani mengambil langkah yang penuh keyakinan
(tentunya kita pun perlu yakin ada Allah SWT dan semesta alam raya dan seisinya selalu membimbing kita).
Selama kita tetap berusaha dan konsisten pada jalur kita, urusan berhasil atau gagal, sebaiknya pikirkan nanti. Yang terpenting, kita berani melangkah maju.

Visualkan BAYANGAN AKHIR DARI SEBUAH KEINGINAN

Hal penting yang perlu kita tahu adalah bayangkan akhir dari keinginan kita dan rasakan itu menjadi sebuah kenyataan,
lalu prinsip kehidupan yang tak terbatas akan merespon terhadap apa yang sadar kita pilih dan apa yang sadar kita minta.
Ini memiliki makna, percayalah kita mendapatkannya, dan maka kita pasti akan mendapatkannya.
Resik Lahir Bathin. Njobo Njero
Kun JADI Fayakun WUJUD
Demikianlah semoga Bermanfaat!


Share: 

Senin, 14 Desember 2020

Ngelmu dan Kawruh

Mereka yang mengenal pengetahuan, belum tentu berilmu. Tahu bukan berarti menguasai, sementara ilmu baru akan menjadi ilmu setelah diamalkan dan dibuktikan secara nyata.
Itulah mengapa banyak orang Jawa, yang memang dasarnya dididik untuk merendah, selalu mengatakan bahwa mereka bukan orang berilmu. Melainkan hanya orang yang memiliki kawruh saja.

Apa Bedanya Ngelmu dan Kawruh?
Ngelmu artinya ilmu, sedangkan kawruh adalah pengetahuan. Kedua hal ini tidaklah sama. Meskipun bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, perbedaannya seringkali tidak kentara.

Ilmu atau ngelmu itu mirip sebentuk petuah.
Semacam wejangan yang diturunkan. Sedangkan kawruh adalah wijenan, berasal dari kata ‘wiji’ yang berarti benih. Karena ilmu adalah sesuatu yang diwejangkan atau diturunkan, maka ilmu perlu diamalkan atau dipraktekkan.
Sedangkan kawruh adalah ilmu pengetahuan batin, yang didapat dan dijalankan orang apa adanya.
Berdasarkan perasaan batin mereka, berdasarkan apa yang mereka temui dalam hidupnya. Bukan sesuatu yang diberikan dengan tujuan untuk dipelajari dan dikuasai.
Ilmu itu ibaratnya senjata (gaman).
Kualitas sebuah senjata terbagi dua, yaitu enom (muda) dan tuwa (tua).
Untuk mengetahui kualitas ini, tentu senjata tersebut perlu digunakan lebih dulu. Tajam atau tidak, ampuh atau tidak.

Senjata yang enom (muda), berarti kurang ampuh, kurang sakti atau malah tumpul. Agar kita tahu apakah senjata ini tajam atau tidak, berarti senjata tersebut perlu digunakan lebih dulu. Itulah Ilmu.
Sedangkan kawruh, yang merupakan pengetahuan, berasal dari pengalaman dan pengamatan seseorang.

Kawruh tidak perlu dijajal, tidak perlu dipraktekkan. Tetapi cukup dijalani atau dirasakan saja. Itulah mengapa dikatakan, bahwa mereka yang punya kawruh (pengetahuan), belum tentu memiliki ngelmu (ilmu). Begitu pula sebaliknya.
Bila ngelmu itu ibarat senjata, maka kawruh itu ibarat benih padi. Bagaimana supaya benih ini tumbuh? Dimana sebaiknya ia ditanam, dan dengan cara seperti apa? Sebab benih padi, ibaratnya pengalaman, membutuhkan proses yang berjalan alami.
Namanya Ilmu itu susah dicari (ngelmu= angel ditemu/ sulit ditemukan), tetapi ia merupakan barang jadi. Dengan demikian maka ilmu diperoleh dalam wujud wejangan (entah amalan atau mantra) yang kemudian dipraktekkan untuk mendapatkan manfaatnya.

Sedangkan kawruh merupakan sesuatu yang tidak membutuhkan pembuktian. Ia muncul dari proses penghayatan, dari merasakan apa yang kita lakoni dalam hidup. Kawruh bersifat melekat dalam diri, tidak bersifat sakti dan tidak dapat disombongkan.

Oleh karena itu, manusia hendaknya tetap rendah hati meskipun berilmu tinggi. Karena ilmu pada dasarnya merupakan barang jadi. Apalah artinya gelar berderet-deret di belakang nama, bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.

Seorang manusia itu, semakin banyak yang ia tahu, maka akan semakin ia merasa, bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.

Demikianlah semoga Bermanfaat!
Share: 

Minggu, 13 Desember 2020

Kamal, Kamillah, hingga Insan Kamil.


Kamal adalah sifat Sempurna-Nya Allah, Kamillah adalah orang" yg Allah kehendaki atas kesempurnaan-Nya, sehingga disempurnakan dan dijaga segala sesuatu pada diri hamba tersebut, agar tetap mempunyai sifat kesempurnaan. Dan Insan Kamil adalah sebutan manusia yg telah disempurnakan priadi dan hatinya, dan Dia yg menjaga kesempurnaan itu.

Insan Kamil adalah manusia yg mampu menjaga keseimbangan alam ini, sedangkan hati dan rasanya ada dlm penjagaan-Nya. Dialah manusia yg dr padanya merupakan sumber kehidupan, sumber ketenangan, sumber keindahan, sumber penjagaan, sumber cinta kasih dan sumber cahaya bagi semesta raya.

Insan Kamil, adalah mereka yg sdh mampu memilah dan menyelami hakikat dirinya, bahwa dirinyalah santan dr buah kelapa, dialah mutiara bagi kerang, dialah daging dr sebuah duren, dialah sari pati dr segala kehidupan. Sehingga setiap orang, setiap makluk membutuhkan cahaya hidupnya...

Berbahagialah duhai jiwa, bila kau sdh menemukan saripati hidupmu, sehingga kau mampu menjadi sumber kehidupan bagi semesta alam...

Share: