Sabtu, 07 Oktober 2023

Menggapai Sumeleh

"Semua itu tidak ada" (kabeh kui ora ono)
Yang ada hanya Allah semata. Egoisme atau keakuan digeser dan dihancurkan. Jiwa menjadi kosong dari segala sesuatu kecuali Allah.
Gambaran tentang makhluk dibongkar dan ditiadakan untuk sementara waktu atau untuk waktu yang lama.

Tiada Tuhan selain Allah, Tiada wujud sesungguhnya kecuali Allah, dan tiada ada yang dituju atau dimaksud kecuali hanya Allah.

Sumeleh tempatnya dalam hati, pikiran kosong dari segala masalah, pengertian dan benda-benda kecuali hanya Allah. Pikiran tidak dapat melihat dan membuktikan hakikat Allah.



"Laisa Kamitslihi Syaiun"
Tan keno kinoho ngopo. Oleh karena itu pikiran mesti sumeleh. Sumeleh adalah milik hati. Hati mesti dibersihkan sebersih-bersihnya hingga tiada yang lain kecuali Allah. Hati disiapkan sedemikian rupa dengan dzikrullah dan akhlaq al karimah.

Sumeleh adalah sarana/metodologi menuju ma'rifat. Sebagai metodologi, sumeleh menduduki posisi penting dalam sirri ma'rifat. Hanya kepada Allah lah jalan kembali. Pada Hakikatnya, Allah sendiri yang menjalankan dan membuat metodologi itu hidup dan berkembang. Allah sendirilah yang menghendaki jalan itu berdiri. Adanya Allah menghendaki ketiadaan diri. Disini keberadaan manusia (eksistensialisme) mengalami peleburan, penghilangan, dan peniadaan untuk mencapai "Ada yang Sejati" (Allah).

Ibaratnya, hanya yang kosong yang dapat diisi. Allah akan singgah ke rumah hati yang kosong dari syirik dan segala sesuatu selain-Nya.
Hati hanya menerima tauhid yang dicapai dengan Sumeleh.
Hati yang demikian yang siap menampung Allah dengan Ma'rifat.
Share: 

1 komentar:

  1. Allah sangat paham dengan doa-doa yang kita panjatkan, bahkan pada saat kita tak mampu menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkannya

    BalasHapus